Bayi Prematur Lebih Rentan Alergi Susu Sapi, Ini Penyebabnya

NTB, PaFI Indonesia — Memiliki bayi yang lahir secara prematur membuat orang tua harus ekstra hati-hati. Salah satu hal penting yang harus benar-benar melindungi bayi prematur adalah asupannya.
Para ahli menyebut saluran cerna yang belum berkembang optimal membuat bayi prematur rentan risiko mengalami alergi dan infeksi.

Kelahiran prematur memang membawa berbagai konsekuensi terutama yang berkaitan dengan kesehatan. Sebagian besar orang tua bayi prematur menemukan buah hati mereka menderita alergi susu sapi sehingga harus mencari alternatif susu sapi.

Ariani Dewi Widodo, dokter spesialis anak-konsulen gastroenterologi hepatologi RSIA Bunda Jakarta, menuturkan kasus alergi memang banyak dialami bayi prematur.

“Kenapa? Karena dinding ini belum sempurna sehingga protein besar susu sapi bisa lewat. Saat menembus dinding, ini memicu respon imun usus berlebihan. Reaksi imun berlebihan itu karena [sistem imun] belum matang,” jelas Ariani dalam temu media di RSIA Bunda Jakarta , Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/11).

Saat mengonsumsi susu sapi, biasanya reaksi alergi yang ditimbulkan berupa diare, muntah, ruam pada kulit dan bayi terus rewel karena perut tidak nyaman.

Oleh karena itu, lanjut Ariani, bayi dengan risiko alergi tinggi kemungkinan besar akan diberi ASI. Selama menyusui, ibu dianjurkan untuk tidak mengonsumsi alergen, misal, jika bayi alergi susu sapi maka ibu tidak mengonsumsi susu sapi dan produk turunannya. Hal ini untuk mencegah protein susu sapi masuk melalui ASI.

“ASI ini tidak hanya nutrisinya lengkap tetapi juga mengandung zat bioaktif yang membantu perkembangan usus bayi , antibodi, dan faktor pertumbuhan,” imbuhnya.

Komplikasi Intoleransi Laktosa

menyarankan ibu tahu cara pencegahan intoleransi laktosa. Susu sapi dan produk olahan yang terbuat dari susu sapi nyatanya perlu dihindari guna memperparah kondisi. Bagi bayi yang masih mengonsumsi ASI, sebaiknya ibu juga menghindari makanan yang menjadi sumber laktosa. Laktosa sebenarnya dapat membantu tubuh dalam menyerap beberapa nutrisi dan gizi yang diperlukan sehingga ketika seseorang mengalami intoleransi laktosa asupan nutrisi tersebut tidak dapat diserap dengan baik oleh tubuh.

Hal ini meningkatkan risiko komplikasi dari pengidap intoleransi laktosa seperti:
  • Malnutrisi

  • Kondisi ini terjadi karena seseorang tidak mendapatkan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.

 

  • Osteopenia

  • Kondisi kepadatan tulang yang rendah dan memicu osteoporosis jika tidak segera ditangani.

 

  • Penyakit keropos tulang
  • Kondisi kepadatan tulang yang menurun dan membuat tulang menjadi lebih mudah direbut kembali.