Tukad Mati Lestari Badung dan SRC Tanam Mangrove di Badung

Jakarta, CNN Indonesia — Komunitas lingkungan Tukad Mati Lestari bersama Pemerintah Provinsi Bali dan Sampoerna Retail Community (SRC) menggelar aksi nyata untuk bumi dengan menanam 1.111 bibit mangrove di Badung.
Acara yang berlangsung pada Kamis (19/9) ini bertema ‘Cintai Bumi: Kelola Sampah, Kurangi Jejak Lingkungan,’ sebagai bagian dari inisiatif keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia”.

Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Provinsi Bali

I Made Teja, yang ikut dalam aksi penanaman mangrove, mengajak semua pihak untuk turut melestarikan lingkungan.

Kemudian, ia juga mengucapkan terima kasih terhadap Komunitas Tukad Mati Lestari, SRC, dan semua pihak lainnya yang telah menghadirkan program peduli lingkungan.

“Mari kita hijaukan Bali dengan menanam kayu hutan maupun kayu lainnya. Dari 2018 sampai sekarang, berkat program CSR yang sudah dikembangkan di Bali, kami sudah bisa menyejukkan kawasan hutan,” kata Teja dalam keterangan resmi.

“Saya ucapkan terima kasih atas sumbangan bapak ibu semua. Saya tidak bisa bekerja sendiri. Mari kita bersama-sama melanjutkan kegiatan yang sangat mulia ini. Satu pohon yang ditanam akan bisa memberikan energi dan oksigen,” kataTeja.

Sementara Ketua Komunitas Peduli Sungai Tukad Mati Lestari I Nyoman Sukra mengatakan, kegiatan penanaman pohon mangrove ini merupakan program keberlanjutan untuk menjaga alam Bali.

“Terima kasih pada Sampoerna Retail Community (SRC) dimana dilakukan kegiatan penanaman pohon mangrove demi lingkungan Bali berkelanjutan. Semoga cita-cita ini bisa dilanjutkan sehingga anak cucu kita tetap mewarisi alam yang sangat lestari untuk Bali,” ungkapSukra.

Gusti Ngurah Anom atau yang akrab disapa Ajik Krisna selaku pengusaha yang juga turut serta melakukan penanaman mangrove mengatakan siap bekerja sama dengan seluruh program peduli lingkungan.

“Saya siap bekerja sama dengan semua pihak dalam melestarikan lingkungan. Karena kalau kita tidak sadar, siapa lagi yang bisa membantu pemerintah? Kalau semua diserahkan ke pemerintah, pasti akan kelabakan. Yang paling penting adalah kesadaran diri kita sebagai pengusaha,” ujar Ajik Krisna.

Sementara itu, perwakilan Sampoerna untuk Indonesia Ishak Danuningrat menjelaskan,
kegiatan penanaman mangrove ini merupakan salah satu kegiatan upaya pelestarian lingkungan dan mitigasi pemanasan global di tingkat nasional.

Sebab, kata Ishak, selain dapat menyerap karbon, fungsi mangrove juga dapat menahan arus air laut yang mengikis daratan pantai. Hutan mangrove juga menjadi habitat bagi banyak spesies di laut.

Selain implementasi merawat lingkungan melalui penanaman mangrove, SRC juga aktif mendukung dan menggelar berbagai kegiatan seperti edukasi kebiasaan membuang sampah pada tempatnya.

“Salah satu kegiatan tersebut adalah gerakan #SayaAjaBisa yang dimulai dari tahun 2018 untuk meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan pada masyarakat. Hingga kini, sekitar 5.000 orang, termasuk relawan, telah berpartisipasi dalam gerakan ini. Bagi kami, kolaborasi memegang peranan penting dalam upaya memberikan manfaat lebih luas pda masyarakat,” ujarnya.

Dalam kegiatan ini juga ikut dihadiri oleh ratusan relawan peduli lingkungan,
termasuk para pemilik toko kelontong SRC yang berlokasi di Bali. Mereka antusias dalam melakukan penanaman mangrove di sekitar lokasi tersebut.